TARAWANGSA
TARAWANGSA
Tarawangsa bisa juga diartikan sebagai Nerawang ke Yang Esa.
Tarawangsa
merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa
Barat. Istilah "Tarawangsa" sendiri memiliki
dua pengertian: (1) alat musik gesek yang memiliki dua dawai yang terbuat dari
kawat baja atau besi dan (2) nama dari salah satu jenis musik tradisional
Sunda.
Tarawangsa
memiliki dua pengertian. Pertama, sebagai alat musik gesek yang memiliki dua
dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi. Kedua, merupakan nama dari salah
satu jenis musik tradisional Sunda. Tarawangsa merupakan sebuah ensambel kecil
yang terdiri dari sebuah tarawangsa dan sebuah alat petik tujuh dawai yang
menyerupai kacapi, yang disebut jentreng.Tarawangsa punya dua kawat sebagai
perlambang Sang Pencipta selalu menciptakan makhluk
berpasang-pasangan.Sedangkan jentreng berdawai tujuh. Bila seluruh digabung
jumlahnyasembilan sama dengan jumlah wali penyebar Islam di tanah Jawa.
Sampai
saat ini, kedua alat kesenian tersebut dijadikan simbol ucapan syukur kepada
sang gaib atas keberhasilan utusan membawa bibit padi tersebut. Masyarakat
rancakalong memainkan kedua alam musik tersebut disertai tarian,sesajen untuk
menghormati dewi kesuburan, Dewi Sri (Nyi Pohaci). Jadi Nyi Pohaci adalah
berkah hidup masyarakat Sunda. Dari kematiannya tumbuh kehidupan yang membawa
berkah pada umat manusia. Tanpa Nyi Pohaci, masyarakat Sunda tidak memperoleh
sumber kehidupannya. Itulah sebabnya masyarakat Sunda di zaman pertaniannya,
amat menghormati Nyi Pohaci. Agar sang dewi tetap ada dan menjaga kesuburan dan
kehidupan masyarakat Rancakalong dalam setiap panen padi melakukan ritual
ngalaksa,yakni ungkapan rasa syukur pada Yang Maha Esa atas hasil panen yang
telah diperoleh. Dalam upacara tersebut digelar kesenian tarawangsa sebagai
media penghubung antara alam mahkluk halus dengan alam manusia. Musik ritual
tarawangsa mengantarkan masyarakat pendukungnya (orang-orang yang menari) pada
keadaan alam bawah sadar hinggatrance (tak sadarkan diri).
Musik
yang dialunkan seakan membawa penari ke dalam ruang sakral yang tidak kasat
mata. Keyakinan bahwa sesembahan mereka telah diterima oleh sang gaib ketiak
panri-penari sudah bersatu dengan ruh yang tampak dari fenomena tak sadarkan
diri. Penghormatan akan konsep ruh tidak dapat kita lepaskan dari kepercayaan
animisme yang sampai sekarang masih dianut di berbagai daerah. Kepercayaan
animisme (dari bahasa Latinanima atau "roh") adalah kepercayaan
kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula
muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan animisme mempercayai bahawa
setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pokok atau batu
besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu
manusia, malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga dalam
kehidupan seharianmereka.Masyarakat Rancakalong menganggap ruh/gaib dengan
duniamanusia merupakan satu kesatuan dalam irama kosmik yang teratur.
Dalam
masyarakat sunda, praktik-praktik sinkretis dan mistik memang masih mewarnai
kehidupan masyarakatnya. Kehidupan suku sunda ditujukan untuk memelihara
keseimbangan alam semesta. Keseimbangan magis dipertahankan dengan upacara
adat. Sedangkan keseimbangan sosial dipelihara melalui saling memberi (gotong
royong). Sehubungan dengan hal itu pula bahwa orang Sunda menganggap bahwa
dunia ini dipandang sebagai kesatuan kosmis yang artinya setiap unsur yang ada
di dunia ini saling berhubungan. Oleh sebab itu pada masyarakat Sunda hal-hal yang
religius selalu bertalian dengan upacara- upacara ritual (dengan hal-hal yang
bersifat suci) atau berhubungan dengan super natural (hal-hal yang di luar
kemampuan akal pikiran manusia). Karena itulah banyak sekali pamali, cadu,
buyut, ialah larangan-Iarangan yang diwariskan turun temurun dari satu generasi
ke generasi selanjutnya, yang bila dilanggar tidak hanya membawa akibat bahkan
malapetaka bagi pelanggarnya, tetapi bagi seluruh masyarakat dimana ia tinggal
(Hidding: 1935).
Pemain
Tarawangsa hanya terdiri dari dua orang, yaitu satu orang pemain Tarawangsa dan
satu orang pemain Jentreng. Semua pemain Tarawangsa terdiri dari laki-laki,
dengan usia rata-rata 35 – 60 tahunan. Mereka semuanya adalah petani, dan
biasanya disajikan berkaitan dengan upacara padi, misalnya dalamnga la ks a ,
yang berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang
melimpah. Dalam pertunjukannya ini biasanya melibatkan para penari yang terdiri
dari laki-laki dan perempuan. Mereka menari secara teratur. Mula-mulaSaehu/Saman
(laki-laki), disusul para penari perempuan. Mereka bertugasngalungsurkeun
(menurunkan) Dewi Sri dan para leluhur. Kemudianhadirin yang ada di sekitar
tempat pertunjukan juga ikut menari. Musik ritual dan tarian yang disesuaikan
dengan alunan musik menjadi media penghubung untuk menghadirkan sang gaib dalam
upacara itu.
Dalam
makalahnya tentang kesenian Tarawangsa, Aji Permana menggambarkan bahwa musik
ritual dihubungkan dengan sesuatu yang berkaitan dengan upacara keagamaan atau kepercayaan
yang diyakini oleh sekelompok orang atau masyarakat dalam rangka penyembahan
dan penghormatan terhadap yang gaib. Dalam hal ini musik digunakan sebagai
mediatra ns ceiver menuju alam yang dihuni oleh makhluk halus. Adanya ruang
sakral (suci, keramat) yang dibentuk oleh keyakinan yang dianut masyarakat, dan
dengan musik manusia mengalami keterbukaan rohani melakukan penyesuaian dengan
alam. Van Peursen dalam Strategi Kebudayaan menyebutnya sebagai manusia
yangtranscendental (berdasarkan kerohanian), artinya manusia tidak terkurung
(imanen) pada kehidupan dirinya, melainkan luruh terhadap kehendak alam. Pada
dasarnya musik sakral untuk prosesi ritus dipengaruhi oleh keyakinan yang
dianut oleh masyarakat pendukungnya. Musik sakral dapat digunakan sesuai dengan
keinginan masyarakatnya, salah satunya musik yang dianggap keramat dapat
digunakan untuk pengusir ruh jahat yang dapat memudarkan keteraturan yang sudah
dijalin antara alam manusia dan alam gaib atau antara manusia dengan alam
semesta. Selain sebagai media upacara syukur terhadap hasil bumi, keselamatan,
dsb, musik ritual yang dinggap keramat itu dapat menimbulkan ketentraman batin
yang meyakininya. Esensinya musik ritual yang sakral mempengaruhi emosi
manusia, hingga menimbulkan kehalusan budi yang mendengarkannya.
Ritual dari bumi Rancakalong membawa
pesan-pesan dalam hubungan manusia dengan alam. Penghormatan kepada sesatu yang
gaib menyiratkan pesan bahwa ada keseimbangan alam semesta harus dijaga. Ucapan
syukur atas hasil panen menggambarkan,kita sebagai mahluk hidup tidak boleh
lupa akan kehadiran Yang Maha Esa dalam setiap apa yang kita peroleh.
Manifestasi ucapan syukur memang tergantung nilai- nilai yang hidup dalam
masyarakat, dan masyarakat Rancakalong bukanlah orang-orang yang lupa akan
bersyukur,bukanlah manusia- manusia yang antroposentis atau menganut paham
cartesian yang menempatkan manusia (akal) di atas segala-galanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar